Foto Furniture Custom : Surabaya - Sidoarjo - Mojokerto

Foto Furniture Custom : Surabaya - Sidoarjo - Mojokerto
-

TEKNIK FINISHING FURNITUR 1

TEKNIK MENYELESAIKAN FINISHING FURNITUR 1

1. Bahasannya tentang apa itu finishing furnitur, maksudnya, dan prinsip-prinsip dasar dalam mengoleskan cat dengan kuas.

2. Jelaskan mengenai pengertian dan lingkup pekerjaan sebelum melakukan finishing (persiapan permukaan/kayu).

3. Ceritakan cara menyelesaikan furnitur dengan menggunakan bahan politur dan teknik mengoleskannya dengan kuas.

4. Jelaskan langkah-langkah melakukan teknik politur dengan cat sintetik alkid enamel dan cara mengoleskannya dengan kuas.

5. Bahas tentang cara melaksanakan pekerjaan laminasi dan veneer dalam menyelesaikan furnitur.

Semua itu membantu kita memahami dasar-dasar kemampuan dalam memahami sifat-sifat dan karakteristik kayu secara umum, serta pentingnya finishing dalam kehidupan sehari-hari.



Kita belajar: 

1. Menjelaskan secara rinci pengertian dan fungsi finishing dengan baik dan benar. 

2. Menguraikan dan menjelaskan sifat-sifat dan karakteristik bahan-bahan finishing reka oles dengan kuas. 

3. Menguraikan dan menjelaskan peralatan dan perlengkapan pekerjaan reka oles dalam finishing furnitur. 

4. Mengidentifikasi jenis kerusakan permukaan kayu serta melaksanakan parbaikan –perbaikan sesuai dengan karakteristik kerusakan yang ditemukan. 

5. Melaksanakan pekerjaan finishing furnitur dengan menggunakan bahan politur dan jenis cat dengan teknik reka oles kuas. 

6. Melaksanakan pekerjaan laminating dan veneering pada finishing furnitur dengan baik dan benar.


Makna dan tujuan finishing

Finishing memiliki arti yang sangat penting dalam setiap pekerjaan manusia. Kata "finishing" dapat diartikan sebagai penyelesaian akhir suatu benda. Hasil akhir dari pekerjaan finishing selalu berhubungan dengan kehidupan manusia sebagai pengguna atau pemakai benda tersebut.

Meskipun terkadang terlihat sederhana dan sering diabaikan, makna finishing sangat luar biasa, terutama untuk furnitur sederhana. Suatu benda yang tampak diam bisa terlihat begitu dinamis, dan suatu yang tidak bersuara ternyata bisa menyampaikan banyak hal.

Penampilan akhir dari hasil finishing furnitur melibatkan tingkat kehalusan dan komposisi warna, yang dapat menyentuh setiap sudut emosi manusia. Bagi pengguna, ini adalah ekspresi perasaan. Ini menjelaskan bahwa finishing memiliki makna yang sangat berarti.

Dengan kata lain, setiap jenis furnitur tidak hanya dipilih berdasarkan fungsi dan bentuknya saja, melainkan juga makna dari perpaduan antara fungsi, penampilan, dan komposisi warna. Sehingga, furniture tersebut membawa arti yang sempurna bagi pemiliknya.


Tujuan Finishing FURNITUR

Finishing Opaque (Solid Finish)
Finishing Transparan (Clear Finish)
1. Tujuan Dekoratif (Memperindah)
2. Tujuan Proteksi
Perlindungan dari Serangga dan Jamur
Perlindungan dari Kotoran/Debu


Sifat dan Karakteristik Bahan Finishing dengan Teknik Reka Oles Kuas

Pengertian Bahan Finishing dengan Teknik Reka Oles Kuas:

Teknik reka oles kuas adalah salah satu cara untuk melaksanakan proses finishing pada furnitur. Dalam bahasa Indonesia, kata "reka" bisa diartikan sebagai aturan atau tindakan, sedangkan kata "oles" berarti mengoles atau melumur. Jadi, reka oles dapat diartikan sebagai tindakan untuk mengoles atau melumurkan sesuatu pada suatu benda, dalam hal ini, mengoleskan bahan cat (finishing) pada furnitur dengan menggunakan kuas sebagai alat pemoles.

Metode Reka Oles:

Metode reka oles termasuk cara yang tradisional, tetapi bukan berarti menghasilkan kualitas yang buruk. Keterampilan seseorang sangat berpengaruh pada hasil reka oles, terutama dalam penggunaan alat kuas dengan penuh perasaan dan kesabaran.

Pertimbangan dalam Reka Oles:

Pertimbangan dalam melakukan reka oles melibatkan pertimbangan nilai ekonomis dan keinginan pasar. Faktor nilai ekonomis terkait dengan biaya peralatan yang mungkin mahal. Namun, peralatan bukan satu-satunya penentu hasil finishing. Keberhasilan metode reka oles dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti keterampilan operator, cara aplikasi, kondisi benda kerja, dan kondisi lingkungan yang mendukung, seperti suhu, kelembaban, kebersihan, dan sirkulasi udara.


Mengapa Harus Menggunakan Kuas dalam Finishing?

Ada pertimbangan penting lain yang harus diingat, yaitu sifat dan karakter bahan yang digunakan. Tidak semua bahan finishing furnitur memiliki sifat dan karakteristik yang sama, terutama dalam hal bahan pelarut dan pengencer. Oleh karena itu, dalam proses aplikasinya, digunakan peralatan yang berbeda.

Pemilihan penggunaan kuas sebagai alat aplikasi bahan finishing dilakukan karena sifat bahan pelarut atau pengencer dari finishing tidak dapat atau tidak cocok diaplikasikan dengan cara lain, seperti menggunakan semprotan. Beberapa jenis bahan finishing yang umumnya diaplikasikan dengan menggunakan kuas adalah sebagai berikut:


A. Politur (French Polish)

Di Indonesia, Politur dikenal dengan nama politur. Penggunaan bahan politur untuk melakukan finishing di masyarakat Indonesia sudah sangat umum dan mudah ditemui.

Politur, atau French polish, terbuat dari shellac yang berasal dari getah tumbuhan. Shellac ini diolah menjadi batangan atau keripik. Untuk membuat politur, shellac dilarutkan dengan spiritus dan ditambahkan campuran pigmen warna (Dyestuff) yang dapat larut dalam alkohol atau air.

Shellac diperoleh dari resin keras yang disebut lac, yang dihasilkan oleh kulit tipis serangga yang menempel pada pepohonan tertentu. Pepohonan ini biasanya adalah jenis pohon ara yang tumbuh di beberapa negara seperti Bengali, Siam, China, Ceylon, Burma, dan kepulauan Malaka. Resin yang dihasilkan dari aktivitas serangga ini disebut sebagai resin asli dalam perdagangan.

Di Indonesia, kutu lac yang menghasilkan shellac telah dibudidayakan, terutama di daerah Yogyakarta (Probolinggo). Kutu lac ini diimpor dari India dan dibudidayakan pada pohon-pohon kesambi (Schleisbera oleosa merr) serta pohon-pohon Akasia (Acasia vilosa willd).

Kualitas lac yang dihasilkan oleh parasitis ini tergantung pada jenis pohon yang menjadi tuan rumah bagi kutu-kutu lac tersebut. Getah dari pohon itulah yang menempel pada kulit kutu-kutu dan menjadi bahan dasar untuk membuat shellac setelah melalui proses tertentu.


*Spiritus Sebagai Bahan Pelarut dan Pengencer


*Pewarna Politur

Dalam pekerjaan pemolitur, terdapat dua jenis pewarna yang digunakan, yaitu:

1.Bahan Pewarna Larut dalam Air: 

   - Naphtol dan teres, seperti jenis pewarna makanan.

   - Tepung pigmen, seperti jelaga (carbon lamp) untuk pewarna hitam.

   - Tepung oker untuk warna kuning kecoklatan.

   - Daocu untuk warna merah maroon, dan sebagainya.

2. Bahan Pewarna Larut Minyak atau Solvent:

   - Tepung cat dengan berbagai warna.

   - Migrosin yang berwarna merah.

   - Malachite yang berwarna hijau.

   - Bahan dyestuff berbahan aniline yang dijual di pasaran dalam bentuk cair.

Pewarna pigmen cenderung menutupi warna dan corak kayu saat digunakan. Sementara itu, pewarna jenis aniline memiliki sifat yang lebih transparan, tidak menutupi corak dan serat kayu, sehingga tampilan kayu akan terlihat lebih indah.



*Persiapan Pembuatan Politur

Politur kemasan siap pakai.

Pada umumnya, kita dapat menemukan politur yang sudah siap pakai di pasaran, dikemas dalam kaleng, dan dapat langsung digunakan. Produk politur siap pakai ini telah dikembangkan dengan formulasi khusus sehingga dapat berfungsi ganda.

Bahan finishing politur biasanya digunakan untuk benda-benda yang berada dalam ruangan atau terlindung di bawah atap. Saat ini, banyak pabrikan yang memproduksi politur yang dapat digunakan baik di dalam (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor), dan produk tersebut dapat ditemukan di toko-toko, terutama di perkotaan. Aplikasinya pun sangat sederhana, bisa dengan kuas atau disemprotkan (spray), dan menggunakan thinner sebagai bahan pelarut/pengencer.

Beberapa contoh produk politur yang dapat dijumpai:

- Ultran Politur dengan kode P-01 (berwarna), digunakan untuk benda yang masih terlindungi atap.

- Ultran Politur dengan kode P-03 UV (berwarna), cocok untuk bagian bangunan yang terkena langsung sinar matahari dan hujan, memberikan perlindungan ekstra terhadap sinar matahari, cuaca, jamur, dan lumut. Jenis P-03 clear direkomendasikan hanya untuk bagian yang terlindungi atap.

- Ultran Politur dengan kode P-5 color dapat digunakan baik di eksterior maupun di interior dengan ketahanan di bawah P-03 UV.

- Aqua Politur, sebuah bahan finishing berbasis air yang ramah lingkungan, berfungsi untuk melindungi dan memperindah kayu, tahan terhadap sinar matahari dan cuaca, serta mencegah jamur. Produk ini dapat diaplikasikan dengan kuas atau disemprotkan.

*Bahan Politur Mentah (Olahan)

Bahan politur dalam bentuk mentah, seperti yang tersedia di pasaran, selain yang sudah dikemas dalam kaleng siap pakai, adalah bahan shellac atau selak.

Sebelum digunakan, bahan selak (shellac) yang akan dijadikan politur diukur beratnya untuk menentukan jumlah campuran bahan yang akan digunakan. Shellac batangan kemudian diparut agar proses pelarutannya menjadi lebih cepat.

Campuran bahan shellac sebanyak 1 kilogram dengan 4,5 liter spiritus dapat digunakan untuk pemolituran dalam skala yang cukup besar. Untuk kebutuhan yang lebih sedikit, campuran dapat dibuat dengan perbandingan 1 ons shellac : 1 liter spiritus. Campuran ini cocok untuk digunakan sebagai lapisan dasar politur karena memerlukan campuran bahan yang agak kental. Untuk lapisan selanjutnya, campuran dapat diencerkan dengan spiritus sesuai kebutuhan.


*Tempat Adonan Politur

Agar warna politur tidak mengalami perubahan, sebaiknya hindari penggunaan kaleng atau bahan metal karena dapat berinteraksi dengan zat besi yang ada pada kaleng tersebut. Lebih disarankan untuk menggunakan botol, gelas, atau plastik keras sebagai wadah adonan politur karena dapat menjaga kualitasnya, dan pastikan selalu ditutup rapat.


*Peralatan dan Perlengkapan untuk Pemolituran

a. Kuas
b. Kain Perca


Langkah-langkah Pemolituran:

1. Penghampelasan Permukaan Kayu:

   - Teknik Pengampelasan:

     Pastikan pengampelasan dilakukan searah dengan serat kayu. Hindari mengampelas secara melintang atau memotong serat kayu, karena hal ini dapat meninggalkan goresan pada permukaan kayu.

   - Penggunaan Sanding Block:

     Untuk mendapatkan permukaan yang halus dan rata, gunakan block yang terbuat dari kayu dengan bagian telapak dasarnya dilapisi karet busa sebagai bantalan hampelas, yang sering disebut sebagai sanding block.

   - Melipat Kertas Hampelas:

     Lipat kertas hampelas dengan memotongnya sekitar 10x12 cm, lalu lipat pada bantalan kayu yang telah dilapisi karet.

   - Penggunaan Kertas Hampelas:

     Tempatkan kertas hampelas yang telah dilipat di atas permukaan kayu yang akan dihampelas. Lakukan gerakan miring sedikit dengan mendorong dan menarik kertas hampelas searah serat kayu.

   Perhatikan gambar petunjuk penggunaan sanding block dan posisi mendorong serta menarik kertas hampelas pada ilustrasi di bawah ini.


2. Pewarnaan Kayu:

Pewarnaan kayu dilakukan dengan menggunakan kuas, kemudian kuas diputar-putar dengan bantuan kain untuk meratakan warna. Proses ini diakhiri dengan menggosok secara sejajar dengan urat kayu.

Catatan:

- Pewarnaan bisa dilakukan atau tidak, tergantung pada keinginan.

- Jenis pewarna dapat menggunakan warna yang larut dalam air (water-based) atau larut dalam pelarut (solvent-based).

Gerakan awal pengebalan dengan diputar-putar. 

Gerakan akhir dengan tarikan sejajar serat

3. Mengisi Pori-pori Kayu:

Proses ini melibatkan penggunaan wood filler untuk mengisi pori-pori kayu, bukan untuk menutupinya. Pengisian pori-pori kayu dilakukan dengan mengaplikasikan bubur wood filler menggunakan kuas. Setelah itu, bubur filler digosok melingkar dengan kain dan diakhiri dengan menarik kain searah urat kayu.

Dengan gerakan berputar, diharapkan pori-pori kayu dapat terisi dengan baik. Sedangkan tarikan kain sejajar serat kayu bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa wood filler dari permukaan kayu. Jika masih ada sisa wood filler yang tertinggal, penghampelasan perlu dilakukan setelah bahan tersebut kering. Gunakan kertas hampelas yang halus.

4. Pelapisan Dasar Politur:

Proses pelapisan dasar politur dilakukan dengan menggunakan kuas yang bersih. Politur dioleskan atau digunakan dengan merata menggunakan kuas secara perlahan. Pastikan untuk mengusapkan kuas pada bagian akhir pengolesan guna menghindari penumpukan politur.

Setelah proses pengeringan yang cukup, permukaan dapat dihampelas dengan kertas amplas nomor 150-240 (sedang atau halus) secara lembut. Perhatikan dengan seksama seluruh bagian yang telah diolesi dengan politur dan lakukan perbaikan pada bagian permukaan yang dianggap kurang baik.

Langkah selanjutnya adalah mengoleskan politur kembali secara merata dengan kuas untuk mendapatkan lapisan politur yang baik dan merata. Proses ini dikenal sebagai coating.



5. Skinning In dan Bodying Up

Proses ini bertujuan untuk mengisi politur pada pori-pori kayu, dan meskipun agak sulit, membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang cukup. Gunakan bal kain atau kaus perca yang telah dibentuk sesuai penjelasan sebelumnya.

Cara melakukannya adalah dengan mencelupkan bal kain atau rubber ke dalam adonan politur, lalu poleskan pada permukaan politur dengan cara menggosok dan memutar membentuk lingkaran-lingkaran kecil. Lakukan ini berulang kali hingga pori-pori kayu terisi dan permukaan kayu tertutup rata oleh bahan politur. Selesaikan dengan gosokan sejajar serat kayu. Langkah ini sering disebut proses skinning in.

Setelah benar-benar kering, hampelas permukaan dengan kertas hampelas nomor 400. Selanjutnya, encerkan adonan politur dengan spiritus sekitar 10% dan tambahkan beberapa tetes minyak biji rami ke dalam campuran tersebut. Aduk hingga rata.

Kemudian, oleskan campuran dengan menggosok ulang menggunakan rubber, berputar-putar, dan akhiri dengan menarik rubber sejajar serat kayu. Langkah ini disebut bodying up. Setelah kering, lakukan penghampelasan dengan kertas hampelas bekas nomor 400.

Arah gerakan rubber

Arah gerakan akhir rubber

6. Pelapisan terakhir pemolituran. 

Tahapan Terakhir Pemolituran.

- Basahi kain karet dengan spiritus dan peras hingga kering. Gosokkan kain karet sejajar dengan serat kayu secara berulang-ulang untuk mengangkat lapisan minyak jarak. Proses ini disebut sebagai stiffen out.

- Bersihkan kain karet dari noda atau kotoran dengan spiritus, kemudian keringkan atau ganti dengan kain karet baru.

- Gosokkan kembali kain karet yang sudah kering dengan meneteskan beberapa tetes spiritus pada permukaan politur. Ulangi langkah ini hingga permukaan kering dan berkilau. Waktu pengeringan kurang lebih 24 jam.

Catatan: Jika hasil pemolituran dianggap kurang berkilau, tambahkan pasta jenis kit dan gosok dengan tekanan hingga kilapnya semakin baik.



B. Cat Sintetik Alkid Enamel 

Cat secara umum adalah substansi cair yang, pada suhu kamar, memiliki sifat cair, tetapi setelah dioleskan pada permukaan suatu objek, akan mengering dan membentuk lapisan padat dan elastis. Fungsi cat mencakup perlindungan permukaan dan peningkatan estetika objek tersebut.

Salah satu jenis cat yang digunakan dalam penyelesaian furnitur adalah Cat Sintetik Alkid Enamel, yang termasuk dalam kategori cat setengah duco. Aplikasinya biasanya menggunakan kuas dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan cat duco.

Kelebihan dari Cat Sintetik Alkid Enamel ini adalah kemampuannya memberikan kilap tinggi dan ketahanan terhadap air. Namun, kelemahannya terletak pada proses kerjanya yang cukup lama, karena setiap tahap dan lapisan cat membutuhkan waktu pengeringan yang relatif panjang. Keterlambatan pengeringan disebabkan oleh lambatnya penguapan bahan pelarut dan pengencer yang digunakan.

Cat ini menggunakan bahan pengencer berupa terpentin atau afdunner. Bahan pengencer disebut demikian karena dapat mengencerkan larutannya dalam pelarut lain. Jika zat cair tersebut mampu melarutkan suatu zat padat, maka disebut pelarut tetap.

Meskipun Cat Sintetik Alkid Enamel memiliki keunggulan tahan air, namun popularitasnya sedikit menurun belakangan ini karena munculnya berbagai jenis cat baru yang dapat diaplikasikan dengan cepat dan memiliki waktu pengeringan yang lebih singkat. Salah satu contoh adalah cat duco.

Karena ketahanannya terhadap air, cat ini sangat cocok untuk penyelesaian furnitur yang berada di luar ruangan, seperti kursi dan meja taman, perabot teras rumah, atau bak sampah. Bahkan, untuk pengecatan komponen eksterior bangunan seperti list plank, pagar kayu, pintu, dan kusen, cat jenis ini sangat sesuai digunakan.

Bahan dasar cat Sintetik Alkid Enamel terdiri dari beberapa komponen utama:

1. Pigmen:

   Pigmen adalah bubuk pewarna yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam cat. Pigmen ini tidak larut dalam air atau pelarut (solvent).

2. Resin:

   Resin adalah larutan yang mengikat pigmen untuk meningkatkan kilap, kekerasan, dan daya rekat pigmen dalam cat.

3. Solvent:

   Solvent adalah pelarut yang digunakan untuk melarutkan resin dan mempermudah pencampuran antara pigmen dan resin.

4. Additive:

   Additive adalah larutan berbentuk bubuk atau pasta yang dapat menambah penampilan atau sifat-sifat khusus dari cat.

Secara umum, cat dapat dibagi menjadi dua jenis utama:

a. Cat Dasar:

   Cat dasar adalah lapisan pertama sebelum cat warna atau lapisan terakhir. Pada kayu, cat dasar umumnya berwarna putih.

b. Cat Penutup / Cat Warna:

   Cat penutup atau cat warna adalah lapisan akhir yang memberikan warna pada permukaan yang dicat.

Berdasarkan bahan pengikatnya, cat dapat dibagi menjadi dua jenis:

a. Cat Minyak:

   Menggunakan minyak sebagai bahan pengikat.

b. Cat Air:

   Menggunakan air sebagai bahan pengikat.

Pembagian cat juga dapat dilakukan berdasarkan daya tutupnya:

a. Cat Kilap:

   Memberikan kilap atau kecerahan pada permukaan yang dicat.

b. Cat Kusam:

   Memberikan tampilan yang kurang mengkilap atau lebih mat pada permukaan cat.


Berdasarkan penggunaannya, cat dapat dibagi menjadi beberapa jenis:

a. Cat Penutup (Dempul) atau Meni:
b. Plamir/Plamuur:
c. Cat Dasar:
Spesifikasi cat dasar untuk kayu:
d. Cat Warna:


Peralatan dan bahan yang digunakan dalam pengecatan cat Sintetik Alkid Enamel:

1. Kuas:

   Kuas dengan bulu halus dan padat sangat efektif digunakan untuk mengaplikasikan cat sintetik alkid enamel. Bulu halus bertujuan agar bekas kuas tidak meninggalkan jejak pada permukaan cat, sementara kepadatan bulu memungkinkan kuas menyerap dan menyimpan cat dengan baik, sehingga tidak cepat menetes sebelum diaplikasikan.

   Tips penggunaan kuas saat pengecatan:

   - Celupkan kuas dan tiriskan ke sisi dalam kaleng.

   - Tarik kuas dengan perlahan dan posisi miring ke arah tarikan.

   - Untuk hasil pengecatan yang merata, lapisan cat sebaiknya diterapkan secara bersilangan, baik secara melintang maupun sejajar dengan serat kayu.



Penyimpanan kuas

Penyimpanan kuas setelah digunakan sangat penting. Cuci kuas dengan terpentin atau cairan pengencer cat. Setelah kering, bungkus kembali kuas dengan plastik atau kertas aluminium foil.


2. Tempat Adonan Cat (Kaleng)

Kaleng atau wadah adonan cat sebaiknya dipisahkan dari kaleng asli toko cat. Ini memudahkan untuk mengaduk dan melarutkan cat sebelum digunakan. Jika ada sisa cat dalam kaleng adonan, sebaiknya dikembalikan ke kaleng cat asli dan ditutup rapat.

3. Kain Lap (Kain Majun)

Kain majun yang baik terbuat dari kain katun atau benang kapas.

4. Pisau Dempul (Sekrap)

Pisau dempul digunakan untuk meratakan permukaan dan menutupi lubang-lubang pada kayu.

5. Kape

Kape berfungsi untuk mengaplikasikan plamuur pada permukaan kayu. Terbuat dari plat yang sangat tipis dan elastis. Agar hasil permukaan plamuur tetap rata dan halus, pastikan kape selalu bersih dari sisa dempul atau plamuur yang menempel dan mengeras.



6. Tongkat Pengaduk Cat

Tongkat pengaduk cat biasanya terbuat dari kayu tipis, namun pemakaiannya terbatas karena tidak dapat digunakan berulang kali. Tongkat pengaduk cat yang terbaik terbuat dari besi tipis, anti karat, tidak menyerap cat, dan mudah dibersihkan sehingga dapat dipakai berulang-ulang.

7. Block Ampelas atau Sanding Block

Block ampelas terbuat dari kayu dengan lapisan karet busa tipis sebagai bantalan kertas ampelas.



Tahapan pemakaian cat sintetik alkid enamel

1. *Pelapisan Meni
2. *Pengisian Pori-pori Kayu
3. *Penguasan Cat Dasar
4. *Penguasan Cat Warna

Beberapa kegagalan dalam pengecatan


C. Vernis

 

D. Teak Oil

Teak Oil adalah jenis minyak kayu yang berguna untuk melindungi permukaan furnitur. Minyak ini memiliki tingkat keenceran tinggi sehingga dapat meresap dengan mudah ke dalam pori-pori kayu tanpa membentuk lapisan film, sehingga keindahan serat kayu asli tetap terjaga. Namun, lapisan Teak Oil tidak dapat bertahan lama, sehingga perlu diulangi pengecatannya dalam beberapa waktu. Proses penggunaannya melibatkan pengaplikasian Teak Oil dengan menggunakan kuas dan dilanjutkan dengan pengebalan atau pengelapan.

Cara aplikasi Teak Oil yang dianjurkan:

1. Mengampelas permukaan dengan kertas hampelas nomor 240 searah dengan serat kayu.

2. Mengaplikasikan Teak Oil, tunggu beberapa menit agar minyak meresap ke dalam pori-pori kayu.

3. Membal atau melap untuk meratakan warna, biarkan kering selama 1-2 jam.

4. Mengulangi langkah 2 dan 3 sekali lagi untuk hasil yang lebih baik dan warna yang lebih tua.

 

Pertanyaan :

1. Apakah anda pernah mendengarkan atau mengetahui kata finishing ? 

2. Jika pernah, finishing apa saja yang pernah anda ketahui . 

3. Sebutkan alat yang anda ketahui dalam mengerjakan finishing . 

4. Apakah anda pernah mengenal dan menggunakan cat ?. 

5. Apakah anda bisa membedakan furniture yg belum di politur dan yg sudah dipolitur ?. 

6. Apakah anda pernah mengenal dan menggunakan kuas atau sapu-sapu ?. 

7. Sebutkan jenis furnitur yang ada dalam rumah dan yang di luar rumah . 

8. Apakah anda bisa membedakan kata pelarut dan pengencer ?. 

9. Jelaskan fungsi dempul yg anda ketahui . 

10. Sebutkan cacat kayu yang anda ketahui . 

11. Apakah anda pernah mendengarkan kata reka oles ?. coba anda jelaskan


Praktek :

Melaksanakan finishing furnitur dengan teknik reka oles 

1. Mendeskripsikan pengertian dan prinsip-prinsip Finishing teknik reka oles dengan kuas. 

2. Mendeskripsikan ruang lingkup Pekerjaan Pra Finishing (Surface/Timber Preparation)

3. Melaksanakan Pekerjaan Finishing dengan bahan Politur

4. Melaksanakan Pekerjaan Finishing dengan bahan Cat sintetik alkid enamel

5. Melaksanakan Pekerjaan finishing Laminating dan Veneering 


Belajar :

o Menjelaskan pengertian dan tujuan finishing secara umum

o Menjelaskan dan mengidentifikasi type bahan finishing dengan cara reka oles kuas.

o Menjelaskan jenis peralatan yang digunakan dalam pekerjaan finishing reka oles kuas.

o Menjelaskan komposisi campuran bahan finishing dengan bahan pengencer/pelarut


c. Tugas Latihan

Materi Kegiatan Pembelajaran 1: Mengamati Pemahaman Pengertian dan Makna Finishing.

Untuk memulai pembelajaran mengenai tujuan dan fungsi finishing, tugas Anda adalah mengamati segala jenis furnitur yang ada di ruang kelas dan sekitarnya. Setelah itu, tulislah kesimpulan dari pengamatan Anda.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan:
1. Mengamati: Amati dengan seksama segala jenis furnitur di ruang kelas dan sekitarnya.
2. Menanya: Catat pertanyaan-pertanyaan penting yang berkaitan dengan finishing, seperti mengapa finishing diperlukan?
3. Mengeksplorasi: Telusuri makna finishing dalam kehidupan sehari-hari dan gali informasi lebih dalam tentang hubungannya dengan kehidupan manusia.
4. Mengkomunikasikan: Sampaikan hasil materi yang telah Anda pelajari melalui benda kerja karya Anda, tulisan yang menjelaskan tahapan finishing, dan lain sebagainya agar dapat dimengerti dan dipahami oleh orang lain.

d. Rangkuman

1. Tujuan dan fungsi dari finishing adalah melindungi dan mempercantik permukaan benda, khususnya kayu.
   - Melindungi: Untuk mencegah kerusakan akibat air, kelembapan, serta serangan serangga atau jamur.
   - Memperindah: Memberikan sentuhan dekoratif yang meningkatkan nilai tambah atau nilai jual.

2. Metode reka oles adalah cara mengaplikasikan bahan finishing dengan mengoleskannya menggunakan kuas, bukan dengan cara disemprot (spray).

3. Politur adalah jenis finishing reka oles yang terbuat dari campuran bahan shellac dengan spiritus, dengan perbandingan tertentu.

4. Cat merupakan campuran bubuk pewarna (pigment) dengan larutan pengikat dan pembentuk lapisan film (resin), yang dicampur dengan bahan pelarut (solvent), ditambah dengan larutan bubuk atau pasta (additive) untuk meningkatkan sifat cat.

5. Cat berupa cairan atau zat cair yang, ketika dioleskan pada permukaan benda, akan mengering dan membentuk lapisan padat serta kental.

6. Karakteristik bahan finishing reka oles dapat dilihat dari sifat bahan pelarut atau pengencer cat, seperti cepat atau lambatnya proses pengeringan atau penguapan.

7. Secara umum, jenis cat yang memerlukan waktu lama untuk kering lebih baik diaplikasikan dengan metode reka oles.

e. Test:

1. Jelaskan secara singkat dan jelas bagaimana hasil finishing dapat memberikan perlindungan terhadap air.
   
2. Apa perbedaan hasil finishing antara politur dan cat?

3. Uraikan dengan jelas langkah-langkah pembuatan adonan politur.

4. Berikan deskripsi yang jelas mengenai pengertian:
   - Wood staining,
   - Filling in,
   - Coating,
   - Skinning in,
   - Bodying in, dan
   - Stiffen out.

5. Jelaskan keuntungan menggunakan jenis cat sintetik alkid enamel dalam pengecatan furniture yang dapat menutupi corak dan warna kayu.

6. Uraikan 4 tahapan utama dalam proses pengecatan.

7. Jelaskan pengertian dan fungsi vernis.


Komentar