- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
-
Yuk, mari kita belajar tentang jenis-jenis kayu untuk furnitur! Belajar tentang kayu-kayu ini akan membantu kita memahami lebih banyak tentang bahan dasar pembuatan mebel atau furnitur. Dengan mengetahui karakteristik masing-masing jenis kayu, kita dapat membuat keputusan yang tepat dalam memilih furnitur yang sesuai dengan kebutuhan dan selera kita.
Jenis kayu untuk furnitur sangat beragam, dan masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Ada kayu jati yang terkenal kuat dan tahan lama, kayu mahoni yang elegan, kayu pinus yang ringan, dan masih banyak lagi. Setiap jenis kayu memiliki warna, tekstur, dan kekuatan yang berbeda-beda, sehingga memberikan hasil akhir yang berbeda pula pada furnitur yang dibuat.
Dalam mempelajari jenis-jenis kayu ini, kita juga akan belajar tentang cara merawat dan menjaga furnitur agar tetap awet dan indah. Kita dapat mengetahui apa yang harus dihindari agar furnitur tidak cepat rusak atau terkena serangan hama kayu.
Dengan memahami jenis-jenis kayu untuk furnitur, kita bisa menjadi lebih pandai dalam memilih dan mengapresiasi setiap potongan furnitur yang kita miliki. Mari mulai belajar dan eksplorasi dunia kayu untuk furnitur bersama-sama!
(a) Kayu Jati
⇑
Kayu jati memiliki corak warna coklat agak muda sampai tua kehijau-hijauan pada kayu terasnya, yang membuatnya tampak indah dan menarik. Kayu jati termasuk dalam kelas awet dan kuat, serta mudah hingga sedang dalam proses pengerjaan. Kayu ini memiliki serat lurus atau berpadu dengan tekstur agak kasar. Kayu jati sangat populer dalam industri mebel dan pengolahan kayu karena sifatnya yang serbaguna.
Kayu jati memiliki corak warna khusus pada kayu terasnya, yaitu coklat agak muda sampai tua kehijau-hijauan, yang memberikan nilai estetika yang indah dan menarik. Sifat awet dan kuat membuat kayu jati menjadi pilihan yang unggul dalam berbagai proyek pembuatan mebel dan pengolahan kayu. Proses pengerjaannya pun relatif mudah hingga sedang, sehingga memudahkan para pengrajin dan produsen kayu dalam mengolahnya.
Serat kayu jati cenderung lurus atau berpadu dengan tekstur yang agak kasar, memberikan kesan alami dan elegan pada produk kayu jati. Kayu jati sangat diminati dalam industri mebel dan pembuatan produk kayu karena sifatnya yang serbaguna. Kayu ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari mebel, hiasan interior, hingga bahan bangunan.
Selain keindahannya, daya tahan yang tinggi juga menjadi daya tarik kayu jati. Dengan perawatan yang baik, kayu jati dapat bertahan dalam kondisi eksternal dan bertahun-tahun lamanya. Keunggulan ini menjadikan kayu jati sebagai investasi yang berharga dalam pembuatan produk kayu.
(b) Kayu Mahoni
⇑
Kayu mahoni termasuk dalam famili meliaceae. Ada dua jenis spesies yang cukup dikenal, yaitu mahoni daun lebar dan mahoni daun kecil. Mahoni daun kecil tidak dianjurkan untuk dikembangkan karena rentan terhadap serangan hama penggerek pucuk. Tanaman ini tumbuh di daerah dengan iklim bermusim kering atau basah, pada ketinggian 0-1.000 m di atas permukaan laut. Kayu mahoni digunakan dalam pembuatan mebel, vinir, alat olahraga, alat musik, dan bangunan. Kayu mahoni berkualitas baik untuk pertukangan jika dipanen setelah berumur 30 tahun atau lebih.
Kayu mahoni berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, dan masuk ke Indonesia pada tahun 1872. Pohon ini berbuah setelah berumur 12 tahun atau lebih, dan buahnya berwarna cokelat hingga cokelat tua.
(c) Kayu Sonokeling
⇑
Kayu sonokeling memiliki keunikan pada warnanya, terutama pada kayu teras yang berwarna merah tua/ungu dengan garis-garis hitam gelap. Meskipun memiliki sifat kembang susut besar dan mudah retak, kayu ini memiliki tekstur yang sangat halus dengan serat lurus atau berpadu. Kayu sonokeling masuk dalam kelas awet I dan kelas kuat II dengan berat jenis kering udara sekitar 0,90. Biasanya kayu ini digunakan untuk perkakas, lantai, papan, alat olahraga dan musik, seni ukir, finir mewah, kerajinan liat, dan kerajinan putar.
(d) Kayu Suren/Surian
⇑
Kayu suren memiliki warna merah daging. Kayu ini juga memiliki sifat kembang susut besar dan mudah retak. Teksturnya agak keras dan agak halus, dengan serat lurus bergelombang. Kayu suren termasuk dalam kelas awet IV dan kelas kuat III-IV dengan berat jenis kering udara sekitar 0,39. Kayu ini digunakan untuk perkakas, papan, peti, kotak serutu, kayu bangunan, plywood, rangka pintu dan jendela, kayu perkapalan, seni ukir dan pahat, potlot, dan moulding.
(e) Kayu Sungkai
⇑
Kayu sungkai memiliki warna kayu teras kering udara berwarna putih kekuning-kuningan. Sifatnya mudah diolah, namun memiliki daya retak yang cukup tinggi dan tekstur agak kasar dengan serat lurus bergelombang. Kayu sungkai termasuk dalam kelas awet III dan kelas kuat II-III. Penggunaannya meliputi kayu bangunan, perkakas, lantai, papan, seni ukir dan pahat, finir mewah, serta kayu hias.
Kayu sungkai memiliki corak warna kayu teras kering udara yang berwarna putih kekuning-kuningan. Kayu ini memiliki sifat mudah diolah, sehingga sangat cocok untuk berbagai keperluan kerajinan dan produksi kayu. Namun, perlu diingat bahwa kayu sungkai juga memiliki daya retak yang cukup tinggi, sehingga perlu diperhatikan dalam proses penggunaannya agar menghindari kerusakan pada kayu. Tekstur kayu sungkai agak kasar dengan serat lurus bergelombang, memberikan sentuhan estetika yang menarik pada hasil akhir produk kayu.
Kayu sungkai termasuk dalam kelas awet III dan kelas kuat II-III, menjadikannya pilihan yang baik untuk berbagai proyek yang membutuhkan kayu yang tahan lama. Penggunaannya cukup beragam, mulai dari kayu bangunan, perkakas, lantai, papan, hingga seni ukir dan pahat. Kayu sungkai juga sering digunakan untuk finir mewah dan kayu hias karena corak warna yang menarik dan teksturnya yang agak kasar memberikan sentuhan eksklusif pada produk kayu.
Penting untuk mengolah dan menyimpan kayu sungkai dengan baik agar hasil akhirnya dapat maksimal dan tahan lama. Dengan perawatan yang tepat, kayu sungkai akan memberikan nilai tambah pada produk kayu dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
(f) Kayu Bangkirai
⇑
Kayu bangkirai termasuk dalam kelas awet I dan kelas kuat I-II. Kayu ini memiliki corak warna coklat kuning (kemerahan) pada kayu terasnya. Pengerjaannya memerlukan sedikit kesulitan, memiliki daya retak sedang-tinggi, serta serat lurus atau berpadu dengan tekstur agak kasar agak halus. Kayu bangkirai sering digunakan untuk berbagai keperluan, seperti kayu bangunan, jembatan, tiang listrik/telepon, bantalan, kayu perkakas, lantai, kayu perkapalan, sumbu kincir, dan tong. Kayu ini tahan lama dan sering digunakan pada proyek-proyek yang memerlukan daya tahan yang tinggi.
(g) Kayu Keruing
⇑
Kayu keruing termasuk dalam kelas awet III dan kelas kuat II-(I). Kayu ini memiliki corak warna merah coklat atau orange/merah cerah pada kayu terasnya. Meskipun memerlukan sedikit kesulitan dalam pengerjaannya, kayu keruing memiliki kembang susut kecil, daya retak rendah, serta serat lurus atau berpadu dengan tekstur agak kasar. Kayu keruing digunakan dalam berbagai keperluan seperti kayu bangunan, perkakas, plywood, lantai, papan, bantalan, kayu perkapalan, dan jembatan. Kayu ini memiliki daya tahan yang baik dan cocok digunakan untuk berbagai konstruksi.
(h) Kayu Bayur
⇑
Kayu bayur termasuk dalam kelas awet IV dan kelas kuat II-III. Kayu ini memiliki corak warna coklat merah pada kayu terasnya yang kering. Pengerjaannya mudah, memiliki kembang susut kecil, daya retak rendah, serta serat lurus atau berpadu dengan tekstur agak kasar. Kayu bayur digunakan untuk berbagai keperluan seperti kayu bangunan, perkakas, plywood, lantai, papan, kayu perkapalan, seni ukir dan pahat, peti, gagang peralatan, sisir, rangka pintu, dan jendela. Meskipun daya tahan kayu bayur tidak sekuat jenis kayu lain, penggunaannya tetap banyak karena kemudahan dalam pengerjaannya.
(i) Kayu Bintangur
⇑
Kayu bintangur termasuk dalam kelas awet III dan kelas kuat II-III. Kayu ini memiliki corak warna merah tua, merah coklat, hingga merah muda kecoklatan/merah kuning pada kayu terasnya yang kering. Pengerjaannya mudah hingga berat, memiliki kembang susut besar, daya retak sedang, serta serat yang berpadu dengan tekstur agak kasar dan tidak merata. Kayu bintangur digunakan dalam berbagai keperluan seperti kayu bangunan, perkakas, plywood, lantai, papan, bantalan, kayu perkapalan, tiang, peti, chipboard, dan papan loncat. Kayu ini memiliki beragam corak warna yang menarik dan sering digunakan untuk keperluan dekoratif serta berbagai proyek konstruksi.
(j) Kayu Durian
⇑
Kayu durian termasuk dalam kelas awet IV-V dan kelas kuat II-III. Kayu ini memiliki corak warna merah, merah jambu, atau coklat merah pada kayu terasnya yang kering. Pengerjaannya mudah, namun kayu durian memiliki kembang susut yang besar dan daya retak rendah. Seratnya kadang-kadang lurus dan berpadu dengan tekstur yang kasar dan tidak merata. Kayu durian digunakan dalam berbagai keperluan seperti kayu bangunan, plywood, peti, bingkai, kotak serutu, dan papan. Warna dan corak kayu durian yang menarik membuatnya digunakan untuk berbagai proyek kreatif dan dekoratif.
Kayu sonokeling memiliki keunikan pada warnanya yang sangat bagus, terutama pada kayu teras yang berwarna merah tua/ungu dengan garis-garis hitam gelap. Corak warna ini memberikan nilai dekoratif yang sangat indah pada produk kayu sonokeling. Selain keindahannya, kayu sonokeling juga memiliki karakteristik khusus yang membuatnya diminati.
Meskipun memiliki sifat kembang susut besar dan cenderung mudah retak, kayu sonokeling memiliki tekstur yang sangat halus dengan serat lurus atau berpadu. Tekstur halus ini memungkinkan para pengrajin untuk menghasilkan produk kayu dengan permukaan yang rata dan halus, menjadikan kayu sonokeling sebagai pilihan yang populer dalam pembuatan perkakas, lantai, dan papan.
Kayu sonokeling termasuk dalam kelas awet I dan kelas kuat II, menunjukkan daya tahan yang baik dan kemampuan untuk menahan berbagai pengaruh lingkungan. Berat jenis kering udaranya rata-rata 0,90, memberikan indikasi bahwa kayu ini cukup kuat untuk digunakan dalam berbagai proyek kayu.
Karena keunikan warnanya dan sifatnya yang istimewa, kayu sonokeling banyak digunakan dalam berbagai bidang, seperti alat olahraga dan musik, seni ukir, dan finir mewah. Selain itu, kayu sonokeling juga digunakan dalam kerajinan liat dan kerajinan putar, memberikan nilai artistik dan estetika yang tinggi pada produk-produk tersebut.
(k) Kayu Pulai
⇑
Kayu pulai termasuk dalam kelas awet III-V dan kelas kuat IV. Kayu ini memiliki corak warna putih hingga kekuning-kuningan pada kayu terasnya yang kering. Pengerjaannya mudah, memiliki kembang susut sedang, dan serat berpadu dengan tekstur agak kasar-halus. Kayu pulai digunakan dalam berbagai keperluan seperti plywood, peti, seni ukir dan pahat, korek api, pulp, alat gambar, moulding, papan, dan hack sepatu. Meskipun daya tahan kayu pulai tidak sekuat jenis kayu lain, namun kemudahan dalam pengerjaannya membuatnya populer dalam industri pengolahan kayu.
(l) Kayu Ramin
⇑
Kayu ramin termasuk dalam kelas awet IV-V dan kelas kuat II-III. Kayu ini memiliki corak warna kuning muda hingga putih-putihan pada kayu terasnya yang kering. Pengerjaannya mudah, namun kayu ramin mudah pecah karena pakuan. Kayu ini memiliki kembang susut yang besar, daya retak tinggi, dan serat yang sedikit berpadu dengan tekstur yang agak halus dan merata. Kayu ramin digunakan dalam berbagai keperluan seperti kayu bangunan, plywood, kayu perkakas, lantai, papan, moulding, bingkai, tirai, gagang peralatan, mainan anak-anak, rangka pintu, dan jendela. Meskipun daya retaknya tinggi, kayu ramin tetap diminati karena corak warnanya yang menarik dan kemudahan dalam pengerjaannya.
Selengkapnya tentang : Mengenal Kayu sebagai Bahan Furnitur
. Inilah Jenis-jenis Kayu untuk Furnitur
.
Jenis-jenis Kayu untuk Furnitur
.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar